twitter
rss

PEMBELAJARAN NILAI BUDI PEKERTI DAN CINTA TANAH AIR DI SEKOLAH DASAR


Intan Qomalasari

Program Studi Pendidikan Dasar, Universitas Negeri Malang
Jalan Semarang 5 Malang



ABSTRAK: Pembelajaran seyogyanya tidak hanya mempertimbangkan pencapaian tujuan pembelajaran saja tetapi juga tujuan pendidikan yang lebih umum demi keutuhan tujuan pendidikan. Untuk itu diperlukan pembelajaran yang mencerminkan kecintaan mendalam kepada tumpah darah, rakyat, bangsa, dan negara. Pembelajaran nilai budi pekerti cinta tanah air memerlukan pembuktian dari masing-masing anak untuk bersikap dan berbuat yang baik untuk ibu pertiwi, sikap dan perbuatan tersebut, antara lain mengutamakan kepentingan umum/bangsa dan negara dibandingkan dengan kepentingan pribadi atau  golongan, berani membela bangsa dan negara di mana pun, kapan pun, bagaimanapun, dan dengan apapun yang kita miliki.
Kata kunci: Pembelajaran, Nilai Budi Pekerti, Cinta Tanah Air.


PENDAHULUAN
Pembelajaran dapat dipandang sebagai pusat fokus aktivitas mengajar dan belajar. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan “Pembelajaran merupakan proses interaksi siswa dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Hosnan (2014:18) menjelaskan bahwa pembelajaran adalah suatu proses interaksi komunikasi antara sumber belajar, guru, dan siswa. Fadlillah (2014:173) menjelaskan bahwa “pembelajaran dapat didefinisikan sebagai proses interaksi antara pendidik dengan peserta didik dan peserta didik dengan peserta didik dalam rangka memperoleh pengetahuan yang baru dikehendaki dengan menggunakan berbagai media, metode, dan sumber belajar yang sesuai dengan kebutuhan”. Mengingat pentingnya pembelajaran dalam kehidupan seseorang karena itu diperlukan pembelajaran nilai budi cinta tanah air.
Nilai budi pekerti yaitu mengutamakan kepentingan umum/bangsa dan negara, berani membela bangsa dan negara, berdisiplin, bersyukur, pengabdian, rela berkorban, memelihara amanah, kebersamaan, rasa memiliki dan setia (Winataputra, 2010:4.45). Cinta tanah air dan bangsa merupakan suatu sikap batin yang dilandasi oleh ketulusan dan keikhlasan yang diwujudkan dalam bentuk perbuatan demi kejayaan tanah air dan kebahagian bangsa. Maksud dari cinta tanah air adalah cinta pada negeri tempat seseorang memperoleh penghidupan dan mengalami kehidupan dari semenjak lahir sampai akhir hidupnya, serta senantiasa berusaha agar negerinya tersebut tetap aman sentosa dan sejahtera. Pembelajaran nilai budi pekerti cinta tanah air dapat dilakukan pada anak usia dini hingga jenjang perguruan tinggi. Menurut Sulthoni (2016:102) dalam jurnalnya mengatakan bahwa penumbuhan budi pekerti di sekolah sebenarnya telah dilakukan guru jauh sebelum ada peraturan yang mengaturnya, tetapi melalui Permendikbud No. 23 Tahun 2015 tentang penumbuhan budi pekerti yang berlaku sejak 13 juli 2015, paling tidak guru mempunyai pedoman yang jelas tentang poin-poin yang harus dilakukan.

PEMBAHASAN
Upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran nilai budi pekerti di sekolah dasar  menurut Sulthoni (2016:102) meliputi: (1) Keimanan, (2) Ketaqwaan, (3) Kejujuran, (4) Keteladanan, (5) Suasana Demokratis, (6) Kepedulian, (7) Keterbukaan, (8) Kebersamaan, (9) Keamanan, (10) Ketertiban, (11) Kebersihan, (12) Kesehatan, (13) Keindahan, (14) Sopan Santun. Penanaman nilai budi pekerti di sekolah dasar yang pertama yakni keimanan. Keimanan dapat diwujudkan dalam bentuk perbuatan seperti memperingati hari-hari besar Islam, mengadakan zakat, berbuka puasa bersama, melakukan manasik haji, perayaan maulid Nabi Besar Muhammad SAW, penyembelihan binatang hewan korban, perbuatan tersebut dapat dilakukan dengan tertib dan sungguh-sungguh. Kegiatan ini sebagai wujud rasa syukur kita kepada Sang Khalik. Penanaman nilai budi pekerti yang kedua yakni ketaqwaan. Ketaqwaan dapat diwujudkan melalui perbuatan seperti Sholat Dzuhur berjama’ah, melakukan kegiatan membaca Asmaul Husna dilanjutkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia raya setiap hari senin sampai dengan jum’at sebelum peserta didik memulai kegiatan belajar di kelas, melakukan kegiatan IMTAQ secara bergantian, Kegiatan ini sebagai wujud untuk mengamalkan Sila Ke-1 Pancasila.
Penanaman nilai budi pekerti yang ketiga yakni kejujuran. Kejujuran dapat diwujudkan seperti sekolah memiliki koperasi yang menyediakan keperluan siswa seperti baju sekolah, alat tulis, alat kegiatan pramuka dan sebagainya, siswa membeli alat tulis dengan mandiri dimana harga sudah tertera pada barang dan uang tinggal dimasukan ke dalam sebuah wadah yang berupa kotak. disini siswa dilatih untuk jujur dalam membayar barang sesuai dengan harganya. Penanaman nilai budi pekerti yang keempat yakni keteladanan. Keteladanan dapat diwujudkan dalam perbuatan seperti setelah mengikuti upacara bendara siswa bersalaman dengan seluruh guru di lapangan upacara dengan tertib. Kegiatan ini dilakukan agar siswa memiliki sikap hormat kepada guru. Penanaman nilai budi pekerti yang kelima yakni suasana demokratis suasana demokratis maksudnya guru bebas berpendapat ketika diruang rapat, begitu juga guru antara peserta didik bebas berpendapat ketika melakukan pemilihan ketua kelas dan saling menghormati. Hal ini menunjukkn adanya suasana demokratis di lingkungan sekolah akan memberi pengaruh pada pengembangan budi pekerti.
Penanaman nilai budi pekerti yang keenam yakni kepedulian dapat diwujudkan dalam perbuatan seperti pada waktu seseorang peserta didik yang sakit, guru dan teman-temannya menjenguk. Hal ini menunjukkan sikap peduli terhadap sesama dan mengamalkan sila kedua Pancasila. Penanaman nilai budi pekerti yang ketujuh yakni keterbukaan seperti ketika ada rapat antara sekolah dengan wali murid, Kepala Sekolah melaporkan program sekolah dan keuangan sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa suasana keterbukaan telah dikembangkan di sekolah tersebut. Penanaman nilai budi pekerti yang kedelapan yakni kebersamaan diwujudkan dalam perbuatan paguyuban orang tua peserta didik seperti studi wisara dilaksanakan untuk menjalin silahturahmi. Penanaman nilai budi pekerti yang kesembilan yakni keamanan seperti guru dan peserta didik merasa damai, tentram, dana man di lingkungan sekolah karena warga sekolah hidup rukun.
Penanaman nilai budi pekerti yang kesepuluh yakni ketertiban seperti guru-guru dalan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.  Penanaman nilai budi pekerti yang kesebelas yakni kebersihan seperti tugas kebersihan tiap pagi hari membersihkan halaman sekolah, dan tiap sudut kelas ada tempat sampah, sehingga suasana di lingkungan sekolah terlihat bersih. Penanaman nilai budi pekerti yang keduabelas yakni kesehatan, hal ini diwujudkan dalam perbuatan setiap hari sabtu mengadakan olahraga senam bersama. Hal ini menunjukkan upaya untuk memelihara kesehatan warga sekolah. Penanaman nilai budi pekerti yang ketigabelas yakni keindahan diwujudkan dengan adanya pepohonan dan bunga-bunga di halaman sekolah, sudah tertata dengan rapi, sejuk dan rindang. Penanaman nilai budi pekerti yang keempatbelas yakni sopan satun, hal ini diwujudkan warga sekolah sebagai pnutan dalam menerapkan sopan santun peserta didik. Seperti sikap, tingkah laku, tutur kata yang merupakan keharusan bagi warga sekolah.  
Selain itu ada ahli lain Winataputra (2010:4.45) mengatakan beberapa nilai budi pekerti cinta tanah air yang ditumbuhkembangkan di lingkup sekolah yaitu (1) rasa memiliki, (2) setia, (3) rela berkorban, (4) Pengabdian, (5) amanah, (6) berdisiplin, (7) bersyukur, (8) berhati lembut.  Berikut penjabaran mengenai nilai budi pekerti cinta tanah air. Pertama yakni rasa memiliki diwujudkan dalam perbuatan seperti senantiasa bersikap positif dan rasional terhadap isu yang merusak kehidupan berbangsa dan bernegara  Kesatuan Republik Indonesia, tidak turut serta dalam perbuatan destruktif, tidak membiarkan adanya pelanggaran. Kedua setia maksudnya menunjukkan perilaku yang selalu memenuhi janji setia pada masyarakat dan negara, menghindari diri dari perilaku ingkar janji dengan penuh kesadaraan. Ketiga rela berkorban maksudnya menunjukkan perbuatan/perilaku dengan ikhlas dan kehendak sendiri untuk mendahulukan kepentingan orang lain daripada dirinya sendiri, selalu menghindari sikap egois, selalu menghindari sikap apatis, selalu menghindari sikap masa bodoh. Keempat pengabdian maksudnya terbiasa bersikap beribadah dengan rasa tulus ikhlas tanpa pamrih, selalu menyediakan diri untuk membantu orang lain; selalu merasa terpanggil untuk berbuat bila melihat sesuatu yang kurang sesuai. 
Kelima amanah maksudnya selalu berupaya agar hidup sesuai dengan amanat agama dan hukum, tidak menyalahgunakan amanat orang lain. Keenam maksudnya selalu menghargai waktu, selalu beraktivitas terhadap kegiatan-kegiatan positif, biasa bekerja secara tuntas, dan bertanggung jawab, bisa mematuhi tata tertib dan menjaga ketertiban umum dan lingkungan keluarga. Ketujuh bersyukur maksudnya menunjukkan perbuatan selalu berdo’a pada setiap kegiatan yang dilakukan baik sebelum maupun sesudahnya, menghindari sikap takabur, menghindari sikap tamak. Kedelapan berhati lembut menunjukkan sikap selalu rendah hati atau tawadhu, selalu menjaga keutuhan pergaulan baik di sekolah maupun di masyarakat, selalu menjaga sifat temperamental untuk kebutuhan dirinya. Biasa tekun dan sabar dalam melakukan sesuatu, berbelas kasih terhadap semua makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.   
Untuk itu, diperlukan usaha atau upaya dalam memperbaiki dan meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran dengan cara menanamkan nilai budi pekerti dan cinta tanah air disetiap individu sebagai warganegara yang cerdas dan baik, rela berkorban untuk bangsa dan negara, relevan dengan tujuan pendidikan nasional yang berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.  



PENUTUP
Simpulan
Pembelajaran merupakan suatu sistem yang memiliki peran sangat dominan untuk mewujudkan kualitas pendidikan. Peran guru dan peserta didik sangat berpengaruh dalam pembelajaran itu sendiri. Untuk itu,  guru yang setiap hari berinteraksi dengan peserta didik dapat melakukan upaya memperbaiki sikap peserta didik dengan cara  menanamkan nilai budi pekerti meliputi: (1) Keimanan, (2) Ketaqwaan, (3) Kejujuran, (4) Keteladanan, (5) Suasana Demokratis, (6) Kepedulian, (7) Keterbukaan, (8) Kebersamaan, (9) Keamanan, (10) Ketertiban, (11) Kebersihan, (12) Kesehatan, (13) Keindahan, (14) Sopan Santun. Sedangkan  untuk penanaman nilai budi pekerti cinta tanah air dapat dilakukan dengan membentuk sikap (1) rasa memiliki, (2) Setia, (3) Rela Berkorban, (4) Pengabdian, (5) Amanah, (6) Berdisiplin, (7) Bersyukur, (8) Berhati Lembut. 

Saran
Dalam menumbuhkembangkan pembelajaran nilai budi pekerti dan cinta tanah air, guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatannya agar pembelajaran dapat terealisasi dengan baik. Karena berhasil atau tidaknya pendidikan bergantung apa yang diberikan dan diajarkan oleh guru. oleh karena itu guru perlu menempatkan diri sebagai contoh dan teladan dan figur kedua setelah orang tua. Seperti yang diungkapkan oleh  Ki Hajar Dewantara ing ngarso sung tulado, ing madya man gun karso, tutwuri handayani.




DAFTAR RUJUKAN

Fadlillah, M. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTs, & SMA/MA. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran
Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.

Sulthoni. 2016.  Penanaman Nilai-Nilai Budi Pekerti di Sekolah Dasar. Jurnal diterbitka. Malang: FIP UM

Winataputra. Udin. 2010. Pembelajaran PKn di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2014. Bandung: Citra Umbara.





Sejarah Kerajaan Demak



A.    Awal Berdiri Kerajaan Demak
Demak adalah kesultanan atau kerajaan islam pertama di pulau jawa. Kerajaan ini didirikan oleh Raden Patah (1478-1518) pada tahun 1478, Raden Patah adalah bangsawan kerajaan Majapahit yang menjabat sebagai adipati kadipaten Bintara, Demak. Pamor kesultanan ini didapatkan dari Walisanga, yang terdiri atas sembilan orang ulama besar, pendakwah islam paling awal di pulau Jawa. Hal itu didasarkan pada saat jatuhnya Majapahit yang diperintah oleh Prabu Kertabumi. Para wali kemudian sepakat untuk menobatkan Raden Fatah menjadi Sultan Demak Bintoro yang pertama. Atas bantuan daerah-daerah lain yang sudah lebih dahulu menganut Islam seperti Jepara, Tuban dan Gresik. Raden Patah sebagai adipati Islam di Demak dan memutuskan ikatan dengan Majapahit saat itu yang memang tengah berada dalam kondisi yang sangat lemah. Melalui proklamasi tersebut, Radeh Patah menyatakan kemandirian Demak menjadi sebuah kerajaan sendiri dan diberilah gelar sebagai Sultan Syah Alam Akbar. Berikut ini silsilah Raja Kerajaan Demak :

Gambar1.1 : Silsilah Raja Demak
Sumber: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinB5_U-RYArH4P-SmPdSE3oz514Hra2EMWjiTdXp1sWDLBLVgNX439Ht5TO00piGNE_kjcSlsHsg8Rzhb_oea9vh9D2WxeA-NY7X03DYTOp90vCJbxdoSWbtCkcIDx97kU32MHqSR5g80/s1600/www.sibarasok.net.jpg


              Berikut adalah faktor-faktor yang mendorong berdirinya Kerajaan Demak:
  1.  Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis yang menyebabkan para pedagang Islam mencari persinggahan dan perdagangan baru, misalnya di Demak.
  2. Raden Patah, pendiri Demak masih keturunan Raja Majapahit Brawijaya V.Raden Patah mendapat dukungan dari para wali yang sangat dihormati.
  3. Banyak adipati pesisir yang tidak puas dengan Majapahit dan mendukung Raden Patah.
  4.  Mundur dan runtuhnya Majapahit.
  5. Pusaka Kerajaan Majapahit sebagai lambang pemegang kekuasaan diberikan kepada Raden Patah. Dengan demikian, Kerajaan Demak merupakan kelanjutan dari Kerajaan Majapahit dalam benuk yang baru.

B.     Letak Geografis Kerajaan Demak

              Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa, yang pada awal munculnya Kerajaan Demak mendapat bantuan dari para bupati daerah pesisir Jawa Tengah dan Jawa Timur yang telah menganut agama Islam. Sebelumnya Demak bernama Bintoro yang merupakan daerah vassal atau bawahan Kerajaan Majapahit. Kerajaan Demak secara geografis terletak di Jawa Tengah dengan pusat pemerintahannya di daerah Bintoro di muara sungai Demak, yang dikelilingi oleh daerah rawa yang luas di perairan Laut Muria.. Bintoro sebagai pusat kerajaan Demak terletak antara Bergola dan Jepara, di mana Bergola adalah pelabuhan yang penting pada masa berlangsungnya kerajaan Mataram (Wangsa Syailendra), sedangkan Jepara akhirnya berkembang sebagai pelabuhan yang penting bagi kerajaan Demak. Untuk menambah pemahaman kalian tentang lokasi kerajaan Demak maka simaklah gambar berikut ini!

Gambar 1.2 : Peta Kerajaan Demak
           a)  Kehidupan Politik
Ketika kerajaan Majapahit mulai mundur, banyak bupati yang ada di daerah pantai utara Pulau Jawa melepaskan diri. Bupati-bupati itu membentuk suatu persekutuan  di bawah pimpinan Demak. Setelah kerajaan Majapahit runtuh, berdirilah kerajaan Demak sebagai kerajaan Islam pertama dipulau Jawa. Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Demak adalah sebagai berikut
  • Raden Patah



Raden Patah menurut babad Tanah Jawi adalah keturunan raja terakhir Kerajaan Majapahit (Raja Brawijaya V dan seorang putri dari cina). Setelah raden patah dewasa diangkat oleh kerajaan Mjapahit menjadi raja bawahan di Bintoro (Demak) dengan gelar Sultan Alam Akbar al Fatah. Setelah kerajaan Majapahit. Kemudian Raden Patah mendirikan kerajaan Islam pertama di Jawa. Nama kecil Raden Patah adalah pangeran Jimbun. Pada masa mudanya raden patah memperoleh pendidikan yang berlatarbelakang kebangsawanan dan politik. Selama 20 tahun Raden Patah hidup di istana Adipati Palembang dan kembali lagi ke Majapahit setelah berusia dewasa.
Patah sempat tinggal beberapa lama di Ampel Denta bersama para saudagar muslim ketika itu. Disana Raden Patah mendapat dukungan dari utusan Kaisar Cina, yaitu Laksamana Cheng Ho yang juga dikenal sebagai Dampo Awang atau Sam Poo Tai-jin (seorang panglima muslim). Raden patah mendalami agama Islam bersama pemuda-pemuda lainnya yakni Raden Paku (Sunan Giri), Makhdum ibrahim (Sunan Bonang), dan Raden Kosim (Sunan Drajat). Setelah selesai menamatkan pendidikan agama, Raden Patah dipercaya menjadi ulama  dan membuat permukiman di Bintara. Raden patah memusatkan kegiatannya di Bintara karena daerah tersebut direncanakan oleh Walisanga sebagai pusat kerajaan Islam di Jawa.
Raden Fatah memerintah Demak dari tahun 1500-1518 M. Di bawah pemerintahannya, Demak berkembang dengan pesat karena memiliki daerah pertanian yang luas sebagai penghasil bahan makanan. Oleh karena itu, kerajaan Demak menjadi kerajaan agraris-maritim. Barang dagangan yang diekspor kerajaan Demak antara lain beras, lilin dan madu. Barang-barang itu diekspor ke Malaka, Maluku dan Samudera Pasai. Pada masa pemerintahan Raden Fatah, wilayah kekuasaan kerajaan Demak meliputi daerah Jepara,Tuban, Sedayu, Palembang, Jambi dan beberapa daerah di kalimantan. Disampin itu, kerajaan Demak juga memiliki pelabuhan –pelabuhan penting seperti Jepara, Tuban, Sedayu, Jaratan, dan Gresik yang berkemabng menjadi pelabuhan transito (penghubung). Kerajaan Demak berkembang sebagai pusat perdagangan dan pusat penyebaran agama islam. Jasa para Wali dalam penyebaran agama Islam sangatlah besar, baik di pulau Jawa maupun di daerah-daerah di luar pulau Jawa, seperti di daerah Maluku yang dilakukan oleh Sunan Giri, di daerah Kalimantan Timur yang dilakukan oleh seorang penghulu dari Demak yang bernama Tunggang Parangan.
  •   Adipati Unus
Setelah Raden Fatah wafat, tahta kerajaan Demak dipegang oleh Adipati Unus. Sejak tahun 1509 Adipati Unus anak dari Raden Patah, telah bersiap untuk menyerang Malaka. Namun pada tahun 1511 telah didahului Portugis, tetapi Adipati Unus tidak mengurungkan niatnya. Pada tahun 1512 Demak mengirimkan armada perangnya menuju Malaka. Selain itu, dia berhasil mengadakan perluasan wilayah kerajaan.


Adipati Unus (Patih Yunus) wafat pada tahun 938 H/1521 M. Masa pemerintahan Adipati Unus tidak begitu lama karena meninggal dalam usia yang sangat muda. Adipati Unus dikenal sebagai panglima perang yang gagah berani melakukan blokade terhadap Portugis di Malaka. Keberanian Adipati Unus menyerang kedudukan Portugis di Malaka membuat Adipati Unus dijuluki Pangeran Sabrang Lor (pangeran yang pernah menyerang ke utara). Oleh karena Adipati Unus meninggal tidak meninggalkan putra mahkota, maka Adipati Unus digantikan oleh salah seorang adiknya yang bernama Raden Trenggana.
  • Sultan Trenggono
              Sultan Trenggana dilantik menjadi raja Demak oleh Sunan Gunung Jati dengan gelar Sultan Ahmad Abdul Arifin. Pada masa pemerintahan Sultan Trenggana, kerajaan Demak mencapai puncak kejayaannya dan agama Islam berkembang lebih luas. Pada tahun 1522 M Demak mengirimkan pasukan ke Jawa Barat yang dipimpin oleh Fatahillah. Tujuan pengiriman tersebut untuk menggagalkan terjadinya hubungan antara kerajaan Pajajaran dan Portugis. Fatahillah berhasil mengusir Portugis dan menduduki Banten dan Cirebon, kemudian Fatahillah mengganti nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta.
              Peristiwa tersebut terjadi pada tanggal 22 Juni 1527 M, kemudian tanggal 22 Juni diperingati sebagai hari jadi Kota Jakarta. Dalam perluasan pengaruh Demak di Jawa Timur dipimpin langsung oleh Sultan Trenggana. Satu per satu daerah di Jawa Timur seperti Madiun, Gresik, Tuban, Singasari, dan Blambangan berhasil dikuasai. Namun, ketika menyerang Pasurua pada tahun 1546 M, Sultan Trenggana gugur. Di masa jayanya, Sultan Trenggana berkunjung kepada Sunan Gunung Jati. Trenggana memperoleh gelar Sultan Ahmad Abdul Arifin dari Sunan Gunung Jati. Gelar Islam seperti itu sebelumnya telah diberikan kepada raden patah, yaitu setelah berhasil mengalahkan Majapahit.

          B. Kehidupan Ekonomi



Gambar 1.5 : Jalur Perdagangan Kerajaan Demak

              Seperti yang telah dijelaskan pada uraian materi sebelumnya, bahwa letak Demak sangat strategis di jalur perdagangan nasional memungkinkan Demak berkembang sebagai kerajaan maritm. Dalam kegiatan perdagangan, Demak berperan penting sebagai penghubung antara daerah penghasil rempah di Indonesia bagian Timur dan penghasil rempah-rempah Indonesia bagian Barat. Dengan demikian peragangan Demak semakin berkembang. Hal ini juga didukung oleh penguasaan Demak terhadap pelabuhan-pelabuhan di daerah pesisir pantai pulau Jawa. Sebagai kerajaan Islam yang memiliki wilayah di pedalaman, maka Demak juga memperhatikan masalah pertanian, sehingga beras merupakan salah satu hasil pertanian yang menjadi komoditi dagang. Dengan demikian kegiatan perdagangannya ditunjang oleh hasil pertanian, mengakibatkan Demak memperoleh keuntungan di bidang ekonomi. Berikut peta tentang jalur perdagangan kerajaan Demak:



     C.  Bukti Peninggalan Kerajaan Demak
Kerajaan Demak berdiri pada tahun 1475. Bukti sejarah yang mengabarkan tentang keberadaan kerajaan ini di masa lalu sudah cukup banyak didapatkan. Adapun beberapa bukti lain yang berupa peninggalan bersejarah seperti bangunan atau benda-benda tertentu juga  masih terpelihara hingga sekarang. Beberapa bangunan atau benda peninggalan kerajaan Demak tersebut misalnya Masjid Agung Demak, Soko Guru, Pintu Bledeg, Bedug dan Kentongan, situs Kolam Wudlu, serta maksurah yang berupa pahatan atau ukiran indah.

  •   Masjid Agung Demak




Gambar 1.6 : Masjid Agung Demak
Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/c/c7/Masjid_demak.jpg

Peninggalan Kerajaan Demak yang paling dikenal tentu adalah Masjid Agung Demak. Bangunan yang didirikan oleh Walisongo pada tahun 1479 ini masih berdiri kokoh hingga saat ini meski sudah mengalami beberapa renovasi. Bangunan ini juga menjadi salah satu bukti bahwa kerajaan Demak pada masa silam telah menjadi pusat pengajaran dan penyebaran Islam di Jawa.
  •  Pintu Bledek

Bledek berasal dari bahasa Jawa yang berarti petir, oleh karena itu pintu bledek diartikan sebagai pintu petir. Pintu ini dibuat oleh Ki Ageng Selo pada tahun 1466 dan menjadi pintu utama dari Masjid Agung Demak.


Gambar 1.7 : Pintu Bledek
Sumber: http://5antri.blogspot.co.id/2015/03/peninggalan-kerajaan-demak.html
Saat ini, pintu bledek sudah tak lagi digunakan sebagai pintu masjid. Pintu bledek dimuseumkan karena sudah mulai lapuk dan tua dan menjadi koleksi peninggalan Kerajaan Demak dan kini disimpan di dalam Masjid Agung Demak.

  •               Soko Tatal dan Soko Guru



Gambar 1.7 : Soko Tatal
Sumber: http://5antri.blogspot.co.id/2015/03/peninggalan-kerajaan-demak.html

Soko Guru adalah tiang berdiameter mencapai 1 meter yang berfungsi sebagai penyangga tegak kokohnya bangunan Masjid Demak. Ada 4 buah soko guru yang digunakan masjid ini, dan berdasarkan cerita semua soko guru tersebut dibuat oleh Kanjeng Sunan Kalijaga. Sunan mendapat tugas untuk membuat semua tiang tersebut sendiri, hanya saja saat ia baru membuat 3 buah tiang setelah masjid siap berdiri. Sunan Kalijaga dengan sangat terpaksa kemudian menyambungkan semua tatal atau potongan-potongan kayu sisa pembuatan 3 soko guru dengan kekuatan spiritualnya dan mengubahnya menjadi soko tatal alias soko guru yang terbuat dari tatal.





  • Bersama dengan kelompok anda perhatikan gambar dibawah!
  • Apa keunikan Masjid Agung Demak?
  • Bagaimana kehidupan masyarakat Kerajaan Demak di bidang ekonomi dan budaya?
  • Bagaimana sikap anda terhadap kehidupan budaya masyarakat Kerajaan Demak?
  • Tulis hasil diskusi dalam bentuk tulisan dan presentasikan di depan kelas!






              Jawablah soal-soal berikut dengan singkat dan tepat
  1. Kemukakan raja-raja yang pernah memerintah di Kerajaan Demak!
  2. Pada tahun 1522 M Demak mengirimkan pasukan ke Jawa Barat yang dipimpin Fatahillah. Kemukakan tujuan pengiriman pasukan tersebut!
  3. Kemukakan faktor-faktor yang mendorong berdirinya Kerajaan Demak1
  4. Pada masa Sultan Trenggana Kerajaan Demak mencapai kejayaan, kemukakan bukti-bukti kejayaan tersebut!
  5. Jelaskan asal-usul Adipati Unus mendapat julukan Pangeran Sabrang Lor!


  •            Daftar Rujukan

Pospesponegoro, Marwati Djoened, dan Nugroho Notosusanto. 1993. Sejarah  Nasional Indonesia III. Jakarta: Balai Pustaka.
Soekmono, R. 1992. Pengantar Sejarah Kebudayaan 2. Yogyakarta: Kanisius.
___________. 2013. Sejarah Indonesia Program Wajib Kelas X SMA. Jakarta: Yudistira.