twitter
rss

PEMBELAJARAN NILAI BUDI PEKERTI DAN CINTA TANAH AIR DI SEKOLAH DASAR


Intan Qomalasari

Program Studi Pendidikan Dasar, Universitas Negeri Malang
Jalan Semarang 5 Malang



ABSTRAK: Pembelajaran seyogyanya tidak hanya mempertimbangkan pencapaian tujuan pembelajaran saja tetapi juga tujuan pendidikan yang lebih umum demi keutuhan tujuan pendidikan. Untuk itu diperlukan pembelajaran yang mencerminkan kecintaan mendalam kepada tumpah darah, rakyat, bangsa, dan negara. Pembelajaran nilai budi pekerti cinta tanah air memerlukan pembuktian dari masing-masing anak untuk bersikap dan berbuat yang baik untuk ibu pertiwi, sikap dan perbuatan tersebut, antara lain mengutamakan kepentingan umum/bangsa dan negara dibandingkan dengan kepentingan pribadi atau  golongan, berani membela bangsa dan negara di mana pun, kapan pun, bagaimanapun, dan dengan apapun yang kita miliki.
Kata kunci: Pembelajaran, Nilai Budi Pekerti, Cinta Tanah Air.


PENDAHULUAN
Pembelajaran dapat dipandang sebagai pusat fokus aktivitas mengajar dan belajar. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan “Pembelajaran merupakan proses interaksi siswa dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Hosnan (2014:18) menjelaskan bahwa pembelajaran adalah suatu proses interaksi komunikasi antara sumber belajar, guru, dan siswa. Fadlillah (2014:173) menjelaskan bahwa “pembelajaran dapat didefinisikan sebagai proses interaksi antara pendidik dengan peserta didik dan peserta didik dengan peserta didik dalam rangka memperoleh pengetahuan yang baru dikehendaki dengan menggunakan berbagai media, metode, dan sumber belajar yang sesuai dengan kebutuhan”. Mengingat pentingnya pembelajaran dalam kehidupan seseorang karena itu diperlukan pembelajaran nilai budi cinta tanah air.
Nilai budi pekerti yaitu mengutamakan kepentingan umum/bangsa dan negara, berani membela bangsa dan negara, berdisiplin, bersyukur, pengabdian, rela berkorban, memelihara amanah, kebersamaan, rasa memiliki dan setia (Winataputra, 2010:4.45). Cinta tanah air dan bangsa merupakan suatu sikap batin yang dilandasi oleh ketulusan dan keikhlasan yang diwujudkan dalam bentuk perbuatan demi kejayaan tanah air dan kebahagian bangsa. Maksud dari cinta tanah air adalah cinta pada negeri tempat seseorang memperoleh penghidupan dan mengalami kehidupan dari semenjak lahir sampai akhir hidupnya, serta senantiasa berusaha agar negerinya tersebut tetap aman sentosa dan sejahtera. Pembelajaran nilai budi pekerti cinta tanah air dapat dilakukan pada anak usia dini hingga jenjang perguruan tinggi. Menurut Sulthoni (2016:102) dalam jurnalnya mengatakan bahwa penumbuhan budi pekerti di sekolah sebenarnya telah dilakukan guru jauh sebelum ada peraturan yang mengaturnya, tetapi melalui Permendikbud No. 23 Tahun 2015 tentang penumbuhan budi pekerti yang berlaku sejak 13 juli 2015, paling tidak guru mempunyai pedoman yang jelas tentang poin-poin yang harus dilakukan.

PEMBAHASAN
Upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran nilai budi pekerti di sekolah dasar  menurut Sulthoni (2016:102) meliputi: (1) Keimanan, (2) Ketaqwaan, (3) Kejujuran, (4) Keteladanan, (5) Suasana Demokratis, (6) Kepedulian, (7) Keterbukaan, (8) Kebersamaan, (9) Keamanan, (10) Ketertiban, (11) Kebersihan, (12) Kesehatan, (13) Keindahan, (14) Sopan Santun. Penanaman nilai budi pekerti di sekolah dasar yang pertama yakni keimanan. Keimanan dapat diwujudkan dalam bentuk perbuatan seperti memperingati hari-hari besar Islam, mengadakan zakat, berbuka puasa bersama, melakukan manasik haji, perayaan maulid Nabi Besar Muhammad SAW, penyembelihan binatang hewan korban, perbuatan tersebut dapat dilakukan dengan tertib dan sungguh-sungguh. Kegiatan ini sebagai wujud rasa syukur kita kepada Sang Khalik. Penanaman nilai budi pekerti yang kedua yakni ketaqwaan. Ketaqwaan dapat diwujudkan melalui perbuatan seperti Sholat Dzuhur berjama’ah, melakukan kegiatan membaca Asmaul Husna dilanjutkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia raya setiap hari senin sampai dengan jum’at sebelum peserta didik memulai kegiatan belajar di kelas, melakukan kegiatan IMTAQ secara bergantian, Kegiatan ini sebagai wujud untuk mengamalkan Sila Ke-1 Pancasila.
Penanaman nilai budi pekerti yang ketiga yakni kejujuran. Kejujuran dapat diwujudkan seperti sekolah memiliki koperasi yang menyediakan keperluan siswa seperti baju sekolah, alat tulis, alat kegiatan pramuka dan sebagainya, siswa membeli alat tulis dengan mandiri dimana harga sudah tertera pada barang dan uang tinggal dimasukan ke dalam sebuah wadah yang berupa kotak. disini siswa dilatih untuk jujur dalam membayar barang sesuai dengan harganya. Penanaman nilai budi pekerti yang keempat yakni keteladanan. Keteladanan dapat diwujudkan dalam perbuatan seperti setelah mengikuti upacara bendara siswa bersalaman dengan seluruh guru di lapangan upacara dengan tertib. Kegiatan ini dilakukan agar siswa memiliki sikap hormat kepada guru. Penanaman nilai budi pekerti yang kelima yakni suasana demokratis suasana demokratis maksudnya guru bebas berpendapat ketika diruang rapat, begitu juga guru antara peserta didik bebas berpendapat ketika melakukan pemilihan ketua kelas dan saling menghormati. Hal ini menunjukkn adanya suasana demokratis di lingkungan sekolah akan memberi pengaruh pada pengembangan budi pekerti.
Penanaman nilai budi pekerti yang keenam yakni kepedulian dapat diwujudkan dalam perbuatan seperti pada waktu seseorang peserta didik yang sakit, guru dan teman-temannya menjenguk. Hal ini menunjukkan sikap peduli terhadap sesama dan mengamalkan sila kedua Pancasila. Penanaman nilai budi pekerti yang ketujuh yakni keterbukaan seperti ketika ada rapat antara sekolah dengan wali murid, Kepala Sekolah melaporkan program sekolah dan keuangan sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa suasana keterbukaan telah dikembangkan di sekolah tersebut. Penanaman nilai budi pekerti yang kedelapan yakni kebersamaan diwujudkan dalam perbuatan paguyuban orang tua peserta didik seperti studi wisara dilaksanakan untuk menjalin silahturahmi. Penanaman nilai budi pekerti yang kesembilan yakni keamanan seperti guru dan peserta didik merasa damai, tentram, dana man di lingkungan sekolah karena warga sekolah hidup rukun.
Penanaman nilai budi pekerti yang kesepuluh yakni ketertiban seperti guru-guru dalan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.  Penanaman nilai budi pekerti yang kesebelas yakni kebersihan seperti tugas kebersihan tiap pagi hari membersihkan halaman sekolah, dan tiap sudut kelas ada tempat sampah, sehingga suasana di lingkungan sekolah terlihat bersih. Penanaman nilai budi pekerti yang keduabelas yakni kesehatan, hal ini diwujudkan dalam perbuatan setiap hari sabtu mengadakan olahraga senam bersama. Hal ini menunjukkan upaya untuk memelihara kesehatan warga sekolah. Penanaman nilai budi pekerti yang ketigabelas yakni keindahan diwujudkan dengan adanya pepohonan dan bunga-bunga di halaman sekolah, sudah tertata dengan rapi, sejuk dan rindang. Penanaman nilai budi pekerti yang keempatbelas yakni sopan satun, hal ini diwujudkan warga sekolah sebagai pnutan dalam menerapkan sopan santun peserta didik. Seperti sikap, tingkah laku, tutur kata yang merupakan keharusan bagi warga sekolah.  
Selain itu ada ahli lain Winataputra (2010:4.45) mengatakan beberapa nilai budi pekerti cinta tanah air yang ditumbuhkembangkan di lingkup sekolah yaitu (1) rasa memiliki, (2) setia, (3) rela berkorban, (4) Pengabdian, (5) amanah, (6) berdisiplin, (7) bersyukur, (8) berhati lembut.  Berikut penjabaran mengenai nilai budi pekerti cinta tanah air. Pertama yakni rasa memiliki diwujudkan dalam perbuatan seperti senantiasa bersikap positif dan rasional terhadap isu yang merusak kehidupan berbangsa dan bernegara  Kesatuan Republik Indonesia, tidak turut serta dalam perbuatan destruktif, tidak membiarkan adanya pelanggaran. Kedua setia maksudnya menunjukkan perilaku yang selalu memenuhi janji setia pada masyarakat dan negara, menghindari diri dari perilaku ingkar janji dengan penuh kesadaraan. Ketiga rela berkorban maksudnya menunjukkan perbuatan/perilaku dengan ikhlas dan kehendak sendiri untuk mendahulukan kepentingan orang lain daripada dirinya sendiri, selalu menghindari sikap egois, selalu menghindari sikap apatis, selalu menghindari sikap masa bodoh. Keempat pengabdian maksudnya terbiasa bersikap beribadah dengan rasa tulus ikhlas tanpa pamrih, selalu menyediakan diri untuk membantu orang lain; selalu merasa terpanggil untuk berbuat bila melihat sesuatu yang kurang sesuai. 
Kelima amanah maksudnya selalu berupaya agar hidup sesuai dengan amanat agama dan hukum, tidak menyalahgunakan amanat orang lain. Keenam maksudnya selalu menghargai waktu, selalu beraktivitas terhadap kegiatan-kegiatan positif, biasa bekerja secara tuntas, dan bertanggung jawab, bisa mematuhi tata tertib dan menjaga ketertiban umum dan lingkungan keluarga. Ketujuh bersyukur maksudnya menunjukkan perbuatan selalu berdo’a pada setiap kegiatan yang dilakukan baik sebelum maupun sesudahnya, menghindari sikap takabur, menghindari sikap tamak. Kedelapan berhati lembut menunjukkan sikap selalu rendah hati atau tawadhu, selalu menjaga keutuhan pergaulan baik di sekolah maupun di masyarakat, selalu menjaga sifat temperamental untuk kebutuhan dirinya. Biasa tekun dan sabar dalam melakukan sesuatu, berbelas kasih terhadap semua makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.   
Untuk itu, diperlukan usaha atau upaya dalam memperbaiki dan meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran dengan cara menanamkan nilai budi pekerti dan cinta tanah air disetiap individu sebagai warganegara yang cerdas dan baik, rela berkorban untuk bangsa dan negara, relevan dengan tujuan pendidikan nasional yang berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.  



PENUTUP
Simpulan
Pembelajaran merupakan suatu sistem yang memiliki peran sangat dominan untuk mewujudkan kualitas pendidikan. Peran guru dan peserta didik sangat berpengaruh dalam pembelajaran itu sendiri. Untuk itu,  guru yang setiap hari berinteraksi dengan peserta didik dapat melakukan upaya memperbaiki sikap peserta didik dengan cara  menanamkan nilai budi pekerti meliputi: (1) Keimanan, (2) Ketaqwaan, (3) Kejujuran, (4) Keteladanan, (5) Suasana Demokratis, (6) Kepedulian, (7) Keterbukaan, (8) Kebersamaan, (9) Keamanan, (10) Ketertiban, (11) Kebersihan, (12) Kesehatan, (13) Keindahan, (14) Sopan Santun. Sedangkan  untuk penanaman nilai budi pekerti cinta tanah air dapat dilakukan dengan membentuk sikap (1) rasa memiliki, (2) Setia, (3) Rela Berkorban, (4) Pengabdian, (5) Amanah, (6) Berdisiplin, (7) Bersyukur, (8) Berhati Lembut. 

Saran
Dalam menumbuhkembangkan pembelajaran nilai budi pekerti dan cinta tanah air, guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatannya agar pembelajaran dapat terealisasi dengan baik. Karena berhasil atau tidaknya pendidikan bergantung apa yang diberikan dan diajarkan oleh guru. oleh karena itu guru perlu menempatkan diri sebagai contoh dan teladan dan figur kedua setelah orang tua. Seperti yang diungkapkan oleh  Ki Hajar Dewantara ing ngarso sung tulado, ing madya man gun karso, tutwuri handayani.




DAFTAR RUJUKAN

Fadlillah, M. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTs, & SMA/MA. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran
Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.

Sulthoni. 2016.  Penanaman Nilai-Nilai Budi Pekerti di Sekolah Dasar. Jurnal diterbitka. Malang: FIP UM

Winataputra. Udin. 2010. Pembelajaran PKn di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2014. Bandung: Citra Umbara.